Labels

Sunday, December 9, 2012

Fanfic!: "Kuroshitsuji: Intro"

Halo semuaaaa~
Gue mau bikin fic Kuroshitsuji nih. Mumpung gue juga addicted.
Iya kan??
Enggak.

Mulai saat gue bikin fanfic, panggilah gue sebagai Author Bego atau kau akan kutumpahkan sampah2 kali Ciliwung yang mendunia.

Bermula dari gue yang duduk di deket Patung Selamat Datang, Jakarta Pusat, Indonesia.
"Gue bosen." emang bener, yang bisa gue liat cuma pedagang yang jual makanan.
"Gue bosen banget."
5 detik kemudian,
"Duh, anjir, bosen nih."
10 detik, 20 detik, 30 detik, 1 jam kemudian--
"AUTHOR BEGO! Gue bosen disini!!"

"Lah, salah lu sendiri. Bukannya pergi. Begoan lu lah."

Gue, yang sebut saja di cerita ini bernama Mayu, *gak kepikiran nama lain* terdiam mendengar kata2 Author Bego.

Tiba2 datenglah dua biji siluet, satu bantet satu jelangkung-eh, jangkung, item2 gitu. Nyamperin gue dengan tatapan mata tajam yang untungnya gue gak kena tusuk. Sakit lah.
Mereka terus ngeliatin gue... Bener2 kaya orang mau minta makan.
"Mas, kesetanan mas?" gue nanya.

"Hei! Jaga ucapanmu!" cowo; bantet; kecil; kira2 umurnya 13 tahun sewot.

"Lah, lagian ngeliatin gue kaya orang kenapa. Ada apaan nih?" yah, daripada diem terus, sekali2 buang2 napas lah, ngobrol gitu.

"Kamu Tiara kan ? Kamu akan kami bawa ke Mansion Tuan Muda."

"Ini gue yang bego apa lu sih, introduce aja belom udah main ambil anak orang, mabok ya? Tuan Muda lo yang ini? Terus, lo butler?"

"Tepat. Saya butler keluarga Phantomhive, Sebastian Michaelis. Dia, Ciel Phantomhive."

"Bahasa yang sangat baku. Betewe, setau gue lo bedua bukannya ada di Inggris? Ngapain jauh2 ke Indonesia buat nyari gue? Kok tau nama gue? Stalkers ya?"

"SUDAH DIAM!-" teriakan anak kecil itu diberentiin sama butler berbaju item.
"Tidak kok.. Kami butuh bantuan anda."
"Oh, ngasitau jalan? Nyasar ya mas? Wah, saya gatau jalan di Jakarta Pusat."
"Bukan itu-"
"Nyari salon? Saya gak tau."
"Nona Tia-"
"Mau ngapain sih?"

"Nona, biar saya ngomong dulu, daritadi anda potong terus. Ehem."

"Yaudah, ngomong2 aja kali."

"Kami butuh bantuan buat ngelawan orang bernama Claude Faustus dan Alois Trancy."

"Gue bukan senjata."

"Lebih baik kita lanjutkan di Manor saja." akhirnya anak kecilnya ngomong juga. Gue kira bisu.

"Yaudah deh. Sedikit meluangkan waktu dari Jakarta yang supersempit dan jalanan macet ini. Di Inggris ga macet kan?"

"Macet? Enggak." Ciel bilang.

"Sip. Terus, sekarang gimana cara balik ke IngGR-" tiba2 gue dibawa bak tas tenteng sama Sebas, dia lari sekenceng angin puting berak- beliung.
"Ini yang kurang ajar gue apa lu ya, kok gue dibawa begini?"

"Itu cara tercepat. Tuan Muda naik menggunakan kapal."

"Terserah lo deh."

Akhirnya, dalam hitungan jam, wew, capek dong ya dibawa berjam2 gitu. Sampelah di Manor House.

"Punggung gue sakit, sialan lo." gue memaki sambil ngeregangin badan.

"Maaf nona."

"Ama gua mah woles aja. Lanjut."
Sebastian buka pintu Manor House.
Tiba2 ada bunyi meledak, piring pecah, pohon jatoh. Ternyata 3 biji makhluk aneh lari2, badan gosong, baju kotor, gue kira abis main lempar2an tai, ternyata ngerusak sebagian Manor House.

"Sebastian!!" 3 biji, eh 2 biji tereak trus lari ke arah Sebastian. Yang paling tua, koki, enggak lari.
"Kalian.. Merusuh lagi?"
"Rusuh?" gue nanya.
"Oh, tidak.. Saya akan membersihkannya nanti, kalian bersihkan diri dulu."

"Oh iya, Meirin, Finny, Bard." ternyata mereka bernama Meirin, Finny dan Bard. Satu cewe, dua cowok. Satu rambut merah, dua pirang. Satu masih kecil, satu agak tuaan, yang satu tua. Satu maid, satu koki dan satu gardener.
Ooh, jadi namanya Meirin, Finny sama Bard.
Yang dua badannya kecil, yang satu lumanyun.
"Perkenalkan, ini Mayu." Sebastian ngeintroduce gue.
"Salam kenal." gue nunduk.
Meirin udah pasti cewek. Yang gak mungkin Bard gardener, Finny koki. Namanya ga cocok sama pangkatnya.

"Kamu.. Tiara ya? Salam kenal, saya Meirin, maid di rumah ini." Meirin nyapa lembut.
"Aku Finny. Salam kenal!" Gardener unyu ini nyaut. Jadi temen dia ah, kayanya seru.
"Aku Bard. Koki yang sangat keren dan bisa ngapain aja!" Bard ngoceh pede najis. Setau gue, lo kan yang ngeledakin sesuatu di rumah ini?
"Ho. Ho. Ho." ada yang ketawa. Ternyata butler juga, tapi udah pindah posisi. Namanya Tanaka. Lucu deh, tinggal dibuletin trus dijadiin bola deh.

"Intro selesai. Saya akan mengantar anda ke kamar anda."
Gue ngangguk.
Sepanjang jalan ke kamar, udah sepi. Gue nanya ke Sebastian. "Sebenernya gue harus ngapain? Ngerebut panci dari tangan mereka?"
Ajaibnya, Sebastian gak jawab, "Satu piring cantik untuk anda! Benar!"
"Nanti saja."
....
....
....
....
....
.... Tahik.

To Be Continued.

No comments:

Post a Comment